Panduan Mengenal Apa Itu Fintech (Financial Technology) dan Perkembangannya di Indonesia
Dunia dan kehidupan selalu berubah, standar hidup semua orang telah meningkat karena semua berkat teknologi yang terus berubah pula. Evolusi layanan keuangan yang selalu berubah mencakup segala hal mulai dari kemampuan pelanggan untuk online dan melihat transaksi keuangan mereka hingga aplikasi yang memungkinkan Anda membayar sesuatu melalui alat yang berbeda. Akibatnya, semua faktor ini mengarah pada keputusan pinjaman yang cepat. Apapun yang Anda lakukan apakah itu bersosialisasi atau berbelanja atau bepergian, teknologi telah dijalankan dengan cara yang mulus. Dan industri jasa keuangan serta sektor perbankan tidak terkecuali.
Milenial akan sangat menyukai ini karena dapat dikatakan bahwa mereka dan time advanced tumbuh bergandengan tangan. Sebelumnya cukup sulit bagi orang untuk berinvestasi dan melakukan pembayaran yang diperlukan atau bahkan mendapatkan pinjaman. Maka ini hal yang bagus untuk kaum milenial karena mereka tampaknya dengan senang hati terpaku dengan perangkat dan aplikasi ponsel cerdas mereka.
Melakukan transaksi keuangan menjadi semudah melamar pekerjaan atau memesan makanan secara on the web. Semua perubahan yang terjadi ini erat kaitannya dengan fintech. Untuk memahami lebih lanjut mengenai fintech, artikel ini akan membahasnya untuk Anda serta mengamati perkembangannya di Indonesia.
Daftar Isi [hide]
1 Mengenal Apa Itu Fintech
- 1.1 Pembayaran seluler
- 1.2 Bank advanced
- 1.3 Asuransi
- 1.4 Cryptocurrency
- 1.5 Blockchain
- 1.6 Platform crowdfunding
2 Perkembangan Fintech di Indonesia
3 Kesimpulan dan Penutup
Mengenal Apa Itu Fintech
Sering dikenal sebagai monetary innovation, fintech merupakan gabungan dari finance dan innovation. Fintech atau teknologi keuangan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan banyak teknologi yang menyediakan layanan keuangan melalui perangkat lunak, seperti perbankan on the web, aplikasi pembayaran seluler,
Atau bahkan cryptographic money yang membantu baik konsumen maupun lembaga keuangan sekaligus. Dengan customized structure sederhana, setiap bisnis yang menggunakan layanan ini untuk meningkatkan atau mengotomatisasi pekerjaan dan prosedur mereka tentu saja harus berkaitan dengan keuangan.
Penggunaan teknologi canggih untuk menyediakan layanan keuangan kepada konsumen dan bisnis mulai dari pembelian dan penjualan cryptographic money, hingga otentikasi pembayaran elektronik, versatile banking, dan asuransi, serta aplikasi investasi adalah inti dari fintech.
Meskipun kelihatannya cukup sederhana, fintech adalah istilah umum yang mencakup sejumlah besar layanan yang berubah di period advanced baru. Contohnya termasuk :
- Pembayaran seluler
- Pernahkah Anda menggunakan Apple Pay atau Samsung Pay? Atau menggunakan layanan seperti PayPal atau DANA untuk mengirim uang ke teman? Ini adalah aplikasi pembayaran seluler. Satu miliar orang diprediksi menggunakan aplikasi pembayaran seluler di seluruh dunia pada tahun 2020.
- Bank computerized
- Menganggarkan dan melacak keuangan Anda menggunakan bookkeeping sheet atau pena dan kertas adalah sesuatu dari masa lalu. Bank computerized telah menyerbu industri perbankan, benar-benar mengubah ekspektasi banyak orang terhadap bank tradisional. Saat ini, semua yang Anda butuhkan biasanya disimpan di satu tempat yakni di aplikasi di ponsel cerdas Anda.
- Asuransi
- Insurtech atau teknologi asuransi telah mengubah cara konsumen membeli dan menggunakan asuransi. Sebagai hasil dari teknologi, premi asuransi dihitung secara otomatis. Produk seperti telematika (black box) sekarang ditawarkan kepada pengemudi muda atau tidak berpengalaman untuk memungkinkan mereka menurunkan premi asuransi mobil mereka.
- Digital currency
- Bitcoin adalah contoh cryptographic money, bentuk uang computerized atau virtual. Sepenuhnya elektronik, tidak ada uang kertas atau koin fisik yang terlibat. Meskipun subjek kontroversial, investasi dalam digital currency telah melonjak selama dekade terakhir.
- Blockchain
- Dalam istilah yang withering sederhana, Blockchain dapat digambarkan sebagai struktur information yang menyimpan catatan transaksi dan sekaligus memastikan keamanan, transparansi, dan desentralisasi.
- Stage crowdfunding
- Stage crowdfunding memungkinkan pengguna web dan aplikasi untuk mengirim atau menerima uang dari orang lain di stage dan memungkinkan individu atau bisnis untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber di tempat yang sama. Perusahaan seperti Kreditpintar atau Indodana telah memungkinkan para pemula untuk tidak pergi ke bank tradisional untuk pinjaman bisnis, dan langsung ke financial backer.
Di Indonesia, perusahaan mulai menggunakan monetary innovation sekitar tahun 2006. Penggunaan web dan cell phone membuat fintech di Indonesia semakin populer. Menurut information yang dirilis Bank Indonesia pada akhir tahun 2017, pengguna fintech terus meningkat.
Penggunanya hanya 7% selama tahun 2006-2007 dan kemudian meningkat hingga 78% pada akhir tahun 2017. Information tersebut juga menunjukkan bahwa generasi milenial lebih memilih menggunakan fintech untuk menempatkan atau mengakses modalnya daripada cara konvensional.
Hingga akhir tahun 2017, terdapat 135 hingga 140 perusahaan fintech di Indonesia. Ada 43% perusahaan yang bermain di bidang pembayaran seperti pembayaran seluler dan door pembayaran.
Jumlah tersebut tumbuh 24,6% dibandingkan tahun 2016. Menariknya, hanya ada 20 perusahaan asing yang ikut berinvestasi di bisnis fintech di Indonesia meskipun all out transaksi fintech di Indonesia tahun lalu bernilai sekitar US$ 15,02 miliar atau setara dengan Rp 202,77 triliun.
Disisi lain, fintech adalah juara di industri fire up. Begitu banyak pebisnis yang mengembangkan inovasinya di sektor ini, bahkan internet business besar seperti Bukalapak dan Tokopedia berlomba-lomba menghadirkan produk berbasis fintech di stage mereka. Tokopedia misalnya, mengelola kerjasama dengan pemain fintech untuk membuat produk untuk pinjaman modular, pinjaman on the web, kartu kredit, dan asuransi.
Bukalapak juga memiliki inovasi investasi emas (BukaEmas) dan reksa dana (BukaReksa) untuk mendorong penggunanya memiliki reksa dana dan investasi emas. Lebih banyak inovasi akan datang di sektor ini, terutama dalam kategori shared (P2P) loaning dan installment passage.
Perusahaan fintech di Indonesia diperkenalkan untuk membantu sektor pendukung mengatasi keterbatasan topografi, menjangkau daerah yang lebih terpencil. Selain itu, sebagai pemain utama di pasar perbankan Indonesia, institusi perbankan tidak terlalu mempermasalahkan pendekatan yang ramah nasabah.
Kebingungan dan kerumitan menjadi rutinitas saat mengeluarkan pinjaman bank atau mencari informasi. Dengan demikian, fintech di Indonesia merupakan sektor yang memiliki potensi besar.
Seperti disebutkan, sektor fintech khususnya pinjaman akan terus tumbuh. Ekspansinya akan mendukung usaha kecil dan menengah di Indonesia, karena alasan utama rendahnya produktivitas mereka adalah karena akses pembiayaan yang buruk.
Perkembangan Fintech di Indonesia
Panduan Mengenal Apa Itu Fintech (Financial Technology) dan Perkembangannya di Indonesia
Perkembangan fintech di Indonesia juga terbantu oleh penerimaan dan keterbukaan bank dan controller. Controller seperti OJK dan Bank Indonesia sebagai bank sentral telah mengeluarkan beberapa regulasi terkait fintech. OJK telah merilis peraturan pinjaman online pada tahun 2017.
Peraturan ini meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk layanan yang dianggap baru dan sangat berbeda dari layanan pinjaman konvensional yang biasanya ditawarkan oleh bank.
Bank Indonesia sendiri tidak hanya memberikan izin lisensi fintech, tetapi juga mengeluarkan aturan yang mewajibkan para pelaku fintech produk sistem pembayaran untuk mendaftarkan diri ke bank sentral.
Ada empat kriteria sistem pembayaran yang harus memiliki pendaftar yaitu, e-cash, alat pembayaran menggunakan kartu (ATM, kartu charge, dan kartu kredit), penyelenggara move dana, dan penyelenggara expositions transaksi pembayaran meliputi installment passage, dan e-dompet.
Di sini dapat dilihat bahwa keterlibatan fintech dalam sistem keuangan merupakan peluang untuk memperluas layanan keuangan bagi masyarakat lokal dan mendukung literasi keuangan di Indonesia yang saat ini masih rendah.
Kesimpulan dan Penutup
Sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia menawarkan pasar yang sangat menarik bagi financial backer fintech, pernyataan yang semakin terbukti seiring dengan meningkatnya permintaan layanan pembayaran tanpa sentuhan dan memperkuat target inklusi keuangan Indonesia. Pelaku pasar e-wallet asing utama menunjukkan minat yang tinggi terhadap pasar pembayaran advanced Indonesia.
Terlepas dari semua peluang besar di depan, controller di Indonesia perlu mengetahui bagaimana menyeimbangkan keinginan untuk mendorong bisnis baru, untuk mengintensifkan persaingan, dan memberikan layanan pelanggan yang lebih baik di sektor ini, sekaligus melindungi sistem dan konsumen dari perilaku dan potensi yang terlalu berisiko.
Selain itu, OJK di Indonesia telah secara aktif menetapkan langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan fintech memulai bisnis di Indonesia, sambil memberikan pedoman yang tepat untuk mengelola potensi risiko dan tantangan.
Post a Comment for "Panduan Mengenal Apa Itu Fintech (Financial Technology) dan Perkembangannya di Indonesia"